Perbedaan materi vokal yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda, yaitu :
1. Warna suara/timbre, Bunyi atau suara satu siswa berbeda dengan siswa lainnya, ini karena getaran yang dihasilkan, bentuk pita suaranya berbeda. Perbedaan ukuran pita suara menghasilkan perbedaan frekuensi suara masing-masing. Dari perbedaan ini dihasilkan warna suara yang berbeda.Warna suara jika dilatih dengan teknik vokal yang benar akan menghasilkan karakter vokal yang kuat.
2. Wilayah Nada, Kemampuan seseorang dalam mencapai ketinggian dan rendahnya nada menyebabkan seseorang memiliki wilayah nada. Setiap orang memiliki wilayah nada yang berbeda sesuai dengan ketebalan pita suara yang dimilki dan upaya orang itu dalam mengolah teknik vokalnya.
Wilayah nada bisa bertambah dan berkurang sesuai intensitasnya dalam berlatih olah vokal. Berdasar ambitusnya, wilayah nada dikelompokkan menjadi :
a. Suara anak-anak : Suara anak-anak tinggi wilayah nadanya c’ – f’. Suara anak rendah, wilayah nadanya a – d’’
b. Suara wanita : Sopran = Suara wanita tinggi wilayah nadanya c’- a’’. Mezo Sopran = Suara wanita sedang wilayah nadanya a – f’’. Alto = Suara wanita rendah, wilayah nadanya f – d’’
c. Suara pria : Tenor = Suara tinggi pria wilayah nadanya c – a’’. Bariton = Suara sedang pria wilayah nadanya a – f’. Bass = Suara rendah pria wilayah nadanya f – d’
Bernyanyi yang baik harus diawali dengan sikap berdiri yang baik pula, karena sikap berdiri yang baik ini dapat memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Cara berdiri yang baik saat bernyanyi yaitu :
- Badan tegak dan rileks, kaki dibuka sedikit
- Berat badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang
- Dada dibusungkan tapi tetap rileks
- Pandangan lurus ke depan
- Posisi tangan rileks di samping kiri kanan
Berikut contoh posisi berdiri yang benar ketika bernyanyi :
Pernapasan yang dianjurkan saat bernyanyi yaitu pernapasan diafragma. Dalam diafragma terdapat otot yang jika terus dilatih dengan olah napas akan menjadi lebih kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya napas saat bernyanyi.
Otot diafragma dapat menjadi sumber tenaga yang besar untuk mencapai nada tinggi dan menambah tenaga ketika bernyanyi.
Jika saat bernyanyi olah pernapasan dan sumber tenaga bermuara di diafragma, maka suara lebih bulat dan bening, tenggorokan tidak terasa sakit dan mudah lelah.
Tahapan berlatih olah pernapasan diafragma :
1. Ambil napas melalui hidung atau mulut, bayangkan seperti mencium bau parfum dengan lembut, udara langsung masuk ke ruang diafragma, otot diafragma mendesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di diafragma sampai ke samping dan bagian belakangnya.
2. Tahan napas tersebut kira-kira 5 detik, rasakan otot diafragma makin kencang
3. Keluarkan napas dengan lembut, mengeluarkan suara desis halus dan rata sambil dihitung berapa detik siswa dapat menghabiskan napas dengan desis tersebut. Suara desis bisa diganti dengan suara menyerupai lebah misalnya zzzz… atau tiupan ffffff…. yang penting keluarnya udara rata dan stabil
4. Ulangi beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis yang dikeluarkan semakin banyak setiap kali berlatih. Semakin bertambah durasinya, kekuatan otot diafragma bertambah kuat.
Resonansi adalah Proses menggemakan suara dengan cara menempatkan sumber suara agar suara lebih keras ketika dikeluarkan dan sampai kepada pendengar.
Berdasar fungsinya, jenis resonansi atau tempat memantulkan sumber bunyi ada 3 yaitu :
1. Resonansi Dada, memantulkan sumber bunyi bagian dada akan menghasilkan suara rendah. Jika memproduksi suara rendah, hendaklah menggunakan resonansi dada agar nada rendah dapat dicapai dengan tepat dan halus
2. Resonansi Hidung, memantulkan sumber bunyi seputar hidung yaitu tulang rahang mulut sampai ke pipi, menghasilkan suara sedang yang tepat dan halus. Kerja tenggorokan tidak terlalu berat dan tidak mudah lelah. Suara yang dihasilkan terdengar lebih bening dan bersih
3. Resonansi Kepala, Memantulkan sumber bunyi bagian kepala, menghasilkan suara tinggi dan halus. Didukung dengan kerja otot diafragma yang maksimal.
Jangan memproduksi suara tinggi di tenggorokan, karena nadanya tidak akan sampai dengan tepat, suara tidak bening dan terasa sakit di tenggorokan, jika sering dilakukan maka akan merusak kualitas pita suara.
Phrasering atau pengkalimatan adalah teknik vokal yang mengatur tentang pengelompokkan kalimat di mana vokalis dapat mengambil napas pada setiap jeda antarkalimat. Pengkalimatan ini hendaknya dilakukan sebelum memulai bernyanyi, beri tanda pada jeda antar kalimat sehingga ketika bernyanyi akan tepat mengambil napas sesuai makna lagu.
Ketika bernyanyi, hendaknya berikan ekspresi sesuai dengan tema lagu. sehingga, makna lagu akan lebih mudah diterima oleh pendengar. Ekspresi meliputi mimik wajah dan gestur atau gerak tubuh.
Improvisasi adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam bernyanyi merupakan pengembangan ornamentasi pada sebuah lagu dengan tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan lebih menarik. Improvisasi tidak dilakukan pada semua bagian lagu, hanya pada bagian tertentu agar bentuk lagu yang aslinya tetap jelas.
Karena bersifat untuk memperindah lagu, bayangkan saja improvisasi ini seperti renda yang dipasangkan hanya di sudut-sudut taplak meja, maka taplak tersebut akan terlihat lebih manis dan indah. Jika renda tersebut dipasangkan sampai menutupi semua bagian taplak tentu taplak tersebut akan terlihat tidak indah dan berlebihan.
Variasi lagu dapat dilakukan dengan mengubah tiga unsur lagu yaitu :
- Ritmis, Perubahan dalam irama lagu, contohnya lagu yang diciptakan dalam irama pop divariasikan dengan cara dibawakan dengan iringan irama jazz atau dangdut
- Melodis, berupa penambahan nada dengan jarak nada yang berdekatan
- Dinamika, Perubahan bunyi keras dan lembut pada bagian lagu sesuai dengan kesan yang akan disampaikan.
Daftar Pustaka :
Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.